SELINGAN


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat dihttp://www.pirba.ristek.go.id/images/disaster_image/letusan_gunung_api_magma.jpgdefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati

Juru kunci biasanya adalah penjaga tempat-tempat keramat di pulau Jawa. Jika sebuah makam adalah makam kerajaan (di Yogyakarta atau Surakarta), maka sang juru kunci diberi nama, status, dan gelar.
Di makam Raja-Raja Surakarta dan Yogyakarta; di Imogiri ada dua juru kunci. Yang satu adalah juru kunci Surakarta dan yang satunya adalah juru kunci Yogyakarta.
Beberapa gunung di pulau Jawa yang dianggap keramat seperti gunung Merapi juga memiliki seorang juru kunci.


SRINAGAR, KOMPAS.com - Lima aktivis Kashmir merdeka dari India, Selasa (26/10/2010), terluka ketika pasukan keamanan India menembaki para demonstran menyerang kendaraan mereka dengan batu.
"Pasukan keamanan terpaksa menembak untuk menghindari kekerasan pemrotes yang menyerang kendaraan pasukan keamanan dengan batu dan bata merah," kata pejabat polisi, yang minta untuk tidak disebutkan namanya.
Insiden itu terjadi di distrik Pulwana. Empat orang lagi, termasuk dua polisi, terluka dalam dua bentrokan terpisah antara polisi dan demonstran yang melempar batu di tempat lainya di lembah Kashmir yang mayoritas Muslim, jelas pejabat itu.
Sejak gelombang kekerasan anti-India dimulai Juni, 111 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan, sebagian besar ketika mereka menembak para demonstran dalam beberapa demonstrasi pro-kemerdekaan yang lebih besar dalam dua dasawarsa.
Kashmir India telah di bawah putaran jam malam dan pemogokan sejak protes dimulai pada 11 Juni, ketika seorang pelajar berusia 17 tahun tewas akibat tembakan gas air mata polisi di Srinagar.
Pada Selasa, jam larangan keluar rumah diterapkan di sejumlah bagian Srinagar, ibukota musim panas Kashmir India, untuk tindakan berjaga-jaga menghadapi demonstrasi separatis.
Di beberapa bagian lain Srinagar, tempat jam malam diberlakukan, pemogokan separatis telah menutup toko-toko dan usaha.
Kekerasan terbaru itu tejadi ketika sejumlah pakar India yang berusaha untuk meredakan ketegangan di Kahsmir mengadakan serangkaian pembicaraan, meskipun ada penentangan separatis yang memelopori protes belakangan ini.
Menteri Dalam Negeri P Chidambaram mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah telah memilih wartawan senior Dilip Padgaonkar dan profesor MM Ansari serta Radha Kumar untuk mengadakan pembicaraan dengan separatis dan masyarakat lainnya di negara bagian yang mendapat kesulitan itu.
Tim itu tiba di Srinagar, Sabtu. Mereka telah mengadakan pembicaraan dengan gerilyawan yang dipenjarakan, mahasiswa, politisi pro-India, warga biasa dan menteri besar negara bagian itu, Omar Abdullah.

Efek Negatif Abu Letusan Gunung Bagi Kesehatan
AbU vulkanik akibat letusan Gunung Merapi terus beterbangan ke berbagai daerah di sekitar gunung tersebut. Masyarakat sebaiknya mewaspadai abu ini karena bisa mengganggu kesehatan pernapasan, mata, dan kulit.
Setelah meletus pada Selasa (26/10) lalu, letusan susulan Gunung Merapi terus terjadi. Sabtu (30/10) malam, lagi-lagi gunung teraktif di dunia ini mengeluarkan awan panasnya. Disusul letusan berikutnya pada Senin (1/11). Tak hanya korban harta dan nyawa, meletusnya Gunung Merapi juga membawa dampak negatif bagi kesehatan.
Abu vulkanik dari Gunung Merapi yang terbawa angin ke berbagai arah hingga banyak membahayakan warga sekitar, terutama pada kesehatan. Abu vulkanik sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Dikatakan oleh ahli kesehatan paru dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera Tangerang, Dr Thahri Iskandar SpP, pada prinsipnya sewaktu letusan gunung itu terjadi, berbagai macam batu-batuan dikeluarkan. “Kandungan yang terdapat dalam abu vulkanik sangat variatif,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini.
Thahri mengatakan, apabila dibagibagi, maka kandungan dalam abu vulkanik tersebut terdiri atas pasir dan batu-batuan, produk letusan seperti belerang, juga awan panas yang banyak disebut dengan wedhus gembel. “Semuanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan, khususnya paru-paru,” ungkapnya.
Masih dijelaskan Thahri, saat menyerang pernapasan, dampak yang terjadi pun bisa beragam. Misalnya saja saat menyerang kepada orang yang sebelumnya sehat, maka bergantung seberapa besar debu itu menyerang seseorang. “Posisi juga menentukan seberapa besar abu tersebut masuk ke dalam pernapasan kita,” ungkapnya.
Nah, jika posisi seseorang dekat dengan abu vulkanik yang kemudian masuk ke dalam pernapasan cukup banyak, maka bisa membuat saluran pernapasan membengkak karena efek dari panasnya udara. Yang terjadi, bisa saja sesak napas, bahkan sampai mengancam jiwa.

Apa dampak positif dan negatif dari gunung merapi ?,


1. Debu vulkanik dapat menyuburkan tanah dalam waktu beberapa tahun kedepan. Itu lah mengapa Indonesia termasuk daerah subur. Salah satu faktornya yaitu adanya gunung api.
.
2. Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal ato panas bumi yg sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
.
3. Sisa2 aktivitas gunung api dapat menghasikan bahan2 tambang yg berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan laen-laen.
.
.
Kalo sisi negatifnya itu diakibatkan karena dampak yg ditimbulkannya pada manusia dan makhluk hidup laennya.
Letusan gunung api dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
Kalo letusannya dahsyat, debu vulkaniknya dapat menutupi atmosfer seperti pada letusan gunung Tambora dan Krakatau.
.
Tenang aja, gunung api itu hanya proses alam yg nampak mengerikan tapi hasilnya bener2 Indah.

Aktivitas Gunung Merapi Belum Menunjukkan Perubahan SignifikanSleman (ANTARA News) - Kondisi aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah hingga Rabu malam belum menunjukkan perubahan yang signifikan.

Kegempaan vulkanik dan "multiphase" Gunung Merapi sempat sedikit mengalami penurunan pada Selasa (19/10) dibanding sehari sebelumnya, ujar petugas pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Sleman Triono, Rabu malam.

"Sampai saat ini tidak ada perkembangan yang berarti di puncak Gunung Merapi, hanya saja untuk rekaman kegempaan pada Selasa (19/10) dan Rabu hingga pukul 08.00 WIB memang ada sedikit penurunan, namun ini tidak berarti aktivitas Gunung Merapi turun," jelasnya.

Menurut dia, untuk kegempaan sepanjang Selasa (19/10) tercatat gempa vulkanik A hanya terjadi tiga kali, vulkanik B 14 kali dan gempa "multiphase" (MP) 200 kali serta guguran tercatat sebanyak 54 kali.

Sedangkan pada Rabu dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB tercatat gempa vulkanik A sebanyak lima kali, vulkanik B empat kali dan gempa MP sebanyak 104 kali serta guguran terjadi 15 kali.

"Sedangkan pada Senin (18/10) terjadi 52 guguran, 201 gempa multiphase, lima kali gempa vulkanik A dan 18 kali gempa vulkanik B, ada kemungkinan hari ini (Rabu) kegempaan akan kembali meningkat karena data hingga pukul 08.00 WIB gempa sudah menunjukkan terjadinya peningkatan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini memang pergerakan magma mulai dirasakan mendekati ke puncak Gunung Merapi yang ditandai dengan peningkatan suhu di puncak.

"Memang dari pemantauan saat ini suhu di puncak terjadi peningkatan mencapai sekitar 75 derajat Celcius dari sebelumnya yang hanya berkisar 73 derajat Celcius," katanya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio mengatakan, aktivitas Gunung Merapi saat ini terus meningkat dan sudah terjadi percepatan deformasi gunungnya yang sudah bertambah sembilan sentimeter ke arah selatan.

"Apabila ada perubahan cepat dari aktivitas Gunung Merapi, maka masyarakat maupun pemerintah harus benar-benar siap mengantisipasi bencana Gunung Merapi sedini mungkin," katanya.

Menurut dia, pola erupsi Gunung Merapi saat ini berbeda dengan pola erupsi 2006. Jika pada 2006 perubahan aktivitas Gunung Merapi mulai dari status waspada hingga status awas berjalan pelan tapi pasti, namun pola erupsi tahun ini perkembangannya berubah-ubah dan cenderung lebih kuat bandingkan 2006.